FUNancial: Ubah Passion Jadi Uang dengan Planning yang Tepat
Hello hello hellooo,
Siap siap yah. Pembahasan kali ini bakal beda banget dari biasanya. Topiknya agak berat nih. Tapi, kita harus banget belajar tentang ini supaya ga tersesat di masa depan.
Hari Minggu lalu, tepatnya tanggal 14 Desember 2019, aku dan teman teman komunitas Indonesia Female Blogger berkesempatan untuk hadir ke acara FUNancial: CEO in the Making. Sebuah seminar financial yg diadakan oleh Home Credit Indonesia.
Kalau kalian belum tau, Home Credit adalah perusahaan multi-financing yang berkantor pusat di Ceko. Home Credit memiliki visi dan misi untuk mengedukasi masyarakat Indonesia seputar finance. Karena sering kali topik ini dihindari oleh masyarakat awam. Oleh karena itu Home Credit menggelar acara FUNansial sebagai salah satu media berbagi ilmu.
Sesuai dengan temanya, acara ini menghadirkan 2 guest speaker yaitu Dipa Andika, dikenal sebagai seorang Financial Planner dan Co. Founder Hahaha Corp. (perusahaan yg menaungi banyak komika Indonesia, salah satunya Ernest prakasa dan Arditya Erwandha yang juga menjadi moderator hari itu. Guest speaker berikutnya adalah Christie Erin, Co-founder dari Basha Market & Of Sorts. Yang tinggal di Surabaya pasti udah ga asing lagi sama Basha Market, salah satu event bazaar terbesar di Surabaya.
Seperti yang kalian baca pada poster di atas, acara ini Free dan peminatnya membludak banget. Seminar yang digelar di Bon Cafe Gubeng ini bener bener full peserta. Denger-denger tembus lebih dari 100 peserta loh. Acara ini sebelumnya juga sudah digelar di Jakarta dan Bandung dengan Guest Speaker yang berbeda.
Acara yang bertajuk FUNancial #YangKamuMau dengan Tema CEO in the Makin, Financial Tips to Transform Your Passion into Business ini memang membahas bagaimana cara mengubah hobi kita menjadi uang. Siapa sih yang ga mau bekerja sesuai dengan passion? Apalagi kalau usaha sendiri. Terus gimana caranya? Yuk simak sampai abis.
Seminar dibuka dengan beberapa games ringan, jadi acara ini memang sama sekali ga seberat atau seserius yang kalian bayangkan. Karena kalau ngomongin seminar finance pasti kepikiran, "Duh berat banget nih topiknya. Pasti kaku banget"
Gak sama sekali loh! Acara ini dikemas super duper fun, sama seperti namanya FUNancial. Topik seputar finansial biasanya agak agak dihindari karena terkesan rumit. Orang cenderung males mikirin angka, mikir pembagian. Intinya, kebanyakan dari kita berfikir kalau sesuatu yang berhubungan dengan finance itu rumit. Mungkin karena yg dibayangin tuh kaya pelajaran Matematika, musuh sejuta umat banget kan. Padahal finansial itu ga melulu tentang angka, tapi jg tentang planning dan strategi.
Salah satu hal yang paling awal disebut oleh kak Dipa adalah, mencatat. Kak Dipa sempat menanyai salah satu peserta "Apa aja pengeluaran kamu kemarin?" peserta terdiam lama, begitu juga aku dan peserta lainnya. Karena bingung ngeluarin duit buat apa aja kemarin. Nah, kak Dipa kemudian menegaskan kalau mencatat pengeluaran setiap hari itu penting banget. Jangan cuma pengeluaran besar yang dicatat, bahkan kaya uang parkir yg cuma 2000-4000 pun harus banget. Kesannya receh yah? Tapi kalau dipikir2 misal sehari parkir 4000, dikali 7 hari. Udah berapa tuh? Kan lumayan buat jajan boba 🤣🤣
Nah, ketidak sengajaan ini disebut dengan Latte Factors. Selain pengeluaran kecil kecil seperti uang parkir, sering kan kita tergoda promo juga. Padahal udah dibudget kalau ga akan jajan atau belanja lg. Tapi ksrena tergiur promo jadinya langsung capcus belanja lg. Padahal sebetulnya tidak ada budget untuk itu. Pengeluaran pengeluaran tidak sengaja dan "tidak terasa" ini menurut survey bisa mencapai Rp. 900.000 per bulannya loh. Banyak banget kan.
Mencatat pengeluaran setiap hari bisa membantu kita untuk tetap berada "di jalur", maksudnya tu jadi ga serampangan keluarin duit. Karena kita jadi awas banget udah ngeluarin duit berapa, dan sisanya juga berapa. Pengalokasikan dana juga harus jelas, berapa yang mau dipakai untuk bayar kebutuhan, berapa pula yang harus dianggarkan untuk hutang, berapa untuk investasi dan sebagainya. Semuanya harus terencana, tercacat dan tersusun dengan rapi.
Kemudian kak Dipa dan kak Erin juga menegaskan kalau mimpi mimpi yang kita miliki itu termasuk rencana dalan hidup. Kita tidak dapat memungkiri bahwa setiap orang ingin memiliki penghasilan yang lebih bukan. Oleh karena itu kita membutuhkan financial planning yang tepat. Apa yang km ingin lakukan dalam 10 tahun kedepan? Berapa banyak penghasilan ingin kamu tingkatkan dalam jangka pendek dan panjang? Rencana rencana seperti ini harus dicatat juga. Agar kita selalu ingat tujuan kita dan stay on track.
Dua pembicara hari itu memiliki background yang sama. Yaitu seorang mantan karyawan yg akhirnya bisa mendirikan usaha sendiri. Semua itu berawal dari passion dan mimpi. Tentunya, tidak melupakan planning yang baik. Kak Dipa menjelaskan bahwa, jika ingin beralih dari karyawan ke pemilik usaha pribadi, kita tidak boleh gegabah. Jangan langsung terburu-buru resign disaat awal usaha. Kita harus punya perencanaan yang matang sebelum melangkah. Selain itu, sebelum resign kita juga harus memiliki tabungan ekstra, karena sudah tidak dapat bergantung lagi pada gaji dr kantor.
Menjadi entrepreneur tidaklah semudah kelihatannya. Jangan silau karena " Ah, punya usaha sendiri, kerja sendiri, uang untuk diri sendiri". Perlu di ingat kalau bisnin juga pasti ada naik turunnya. Belum lagi jika kita memiliki karyawan nantinya. Jangan lupa kalau uang atau omzet yang didapat bukan seluruhnya untuk kita. Omzet adalah penghasilan kotor yang harus dibagi bagi untuk gaji karyawan, putar modal usaha, pembayaran listrik atau sewa tempat usaha dan masih banyak lagi. Jangan dikira omzet itu sama dengan penghasilan yg dapat digunakan pribadi semuanya yah.
Kemudian, rekening usaha dan rekening pribadi harus dipisah. Kadang hal sele macam ini tidak diperhatikan orang orang karena dirasa ribet. "Duh, ribet musti urus atm lg bla bla bla" Dengan becampurnya uang pribadi dan uang usaha menjadikan keuangan kita tidak teratur. Dan kita bisa kebablasan memakai uang tersebut, karena namanya manusia tempatnya khilaf. 😅
Nah, skema diatas adalah perkiraan yg tepat dalam pembagian keuangan. Jika Anda memiliki hutang atau cicilan, ada baiknya tidak melebihi 30% dari total pendapatan. Karena jika lebih, akan sangan menganggu keuangan Anda secara keseluruhan. Bayangkan jika cicilan mencapai 50% dari total penghasilan. Kacau bukan. Kalau Anda tidak memiliki cicilan makan alokasikan 30% tersebut untuk investasi.
Kemudian, ini nih yang sering banget diabaikan sama orang-orang. Dana Darurat. Sesuai namanya, dana darurat adalah senilai uang tertentu yang harus kita persiapkan untuk menhadapi beragam kondisi tak terduga. Misal sakit, kecelakaan dan lain sebagainya. Memang ga ada orang yang pengen sakit atau bahkan kecelakaan. Tapi namanya juga hal tidak terduga. Kadang kita santai aja ga punya dana darurat, kemudian tiba tiba terjadi musibah tidak diinginkan yang memerlukan dana lebih. Akhirnya malah pontang panting cari dana. Ini lah sebabnya penting banget untuk mulai menyiapkan dana darurat.
Selain dana darurat, dana pensiun juga harus mulai dipikirkan. Karena saat kita sudah tidak bekerja, tidak ada lagi gaji bulanan yg kita terima. Uang pensiun juga tidak abadi kan. Akan ada masanya dimana uang pensiun yang pada umumnya terkesan sangat banyak, bakal habis juga. Oleh karena itulah, financial planning harus betul betul dipikirkan.
Sebetulnya, masa saat pensiun adalah masa yang tepat untuk memulai usaha baru jika Anda merasa sayang meninggalkan pekerjaan di masa muda. Tapi, harus tetap dengan rencana yang matang tentunya. Dan dari yang aku simpulkan dari seminar ini adalah, mencacat adalah hal yang krusial. Kesannya sepele memang, tapi tanoa kita sadari saat kita mencatat keuangan dan pengeluaran, kita akan disadarkan pada kondisi yang sesungguh-sungguhnya. Kalau misal pengeluaran melebihi budget yag tersedia bakal tertampar sekali loh. Jadi memang perencaan finansial dimulai dari hal yang sederhana. Mencatat.
Untuk kalian kalian yang ingin memulai usaha juga, memang harus merubah midset. Selain yang sudah aku sebutkan tadi di atas, kita juga harus mulai melihat kerugian usaha yang kita alami sebagai investasi untuk kemajuan bisnis yang lebih baik kedepannya. Karena tidak akan ada bisnis yang tidak merugi sekalipun. Jadikan kerugian sebagai pelajaran agar kita tidak mengulangi hal yang sama sekaligus motivasi untuk menjadi lebih baik.
Jujur banget nih, aku beberapa kali udah berusaha mencatat keungannku, tapi aku angin-anginan banget orangnya. Kadang suka lupa. Dan kebablasan. 🤠aku sendiri juga memiliki banyak impian dalam memiliki usaha sendiri. Sudah saatnya berunah nih. Terima kasih Home Credit untik seminarnya yang bermanfaat banget. Yuk belajar nabung dan mengurus finansial bareng bareng. 💕
Siap siap yah. Pembahasan kali ini bakal beda banget dari biasanya. Topiknya agak berat nih. Tapi, kita harus banget belajar tentang ini supaya ga tersesat di masa depan.
Hari Minggu lalu, tepatnya tanggal 14 Desember 2019, aku dan teman teman komunitas Indonesia Female Blogger berkesempatan untuk hadir ke acara FUNancial: CEO in the Making. Sebuah seminar financial yg diadakan oleh Home Credit Indonesia.
Kalau kalian belum tau, Home Credit adalah perusahaan multi-financing yang berkantor pusat di Ceko. Home Credit memiliki visi dan misi untuk mengedukasi masyarakat Indonesia seputar finance. Karena sering kali topik ini dihindari oleh masyarakat awam. Oleh karena itu Home Credit menggelar acara FUNansial sebagai salah satu media berbagi ilmu.
Sesuai dengan temanya, acara ini menghadirkan 2 guest speaker yaitu Dipa Andika, dikenal sebagai seorang Financial Planner dan Co. Founder Hahaha Corp. (perusahaan yg menaungi banyak komika Indonesia, salah satunya Ernest prakasa dan Arditya Erwandha yang juga menjadi moderator hari itu. Guest speaker berikutnya adalah Christie Erin, Co-founder dari Basha Market & Of Sorts. Yang tinggal di Surabaya pasti udah ga asing lagi sama Basha Market, salah satu event bazaar terbesar di Surabaya.
Seperti yang kalian baca pada poster di atas, acara ini Free dan peminatnya membludak banget. Seminar yang digelar di Bon Cafe Gubeng ini bener bener full peserta. Denger-denger tembus lebih dari 100 peserta loh. Acara ini sebelumnya juga sudah digelar di Jakarta dan Bandung dengan Guest Speaker yang berbeda.
Acara yang bertajuk FUNancial #YangKamuMau dengan Tema CEO in the Makin, Financial Tips to Transform Your Passion into Business ini memang membahas bagaimana cara mengubah hobi kita menjadi uang. Siapa sih yang ga mau bekerja sesuai dengan passion? Apalagi kalau usaha sendiri. Terus gimana caranya? Yuk simak sampai abis.
Seminar dibuka dengan beberapa games ringan, jadi acara ini memang sama sekali ga seberat atau seserius yang kalian bayangkan. Karena kalau ngomongin seminar finance pasti kepikiran, "Duh berat banget nih topiknya. Pasti kaku banget"
Gak sama sekali loh! Acara ini dikemas super duper fun, sama seperti namanya FUNancial. Topik seputar finansial biasanya agak agak dihindari karena terkesan rumit. Orang cenderung males mikirin angka, mikir pembagian. Intinya, kebanyakan dari kita berfikir kalau sesuatu yang berhubungan dengan finance itu rumit. Mungkin karena yg dibayangin tuh kaya pelajaran Matematika, musuh sejuta umat banget kan. Padahal finansial itu ga melulu tentang angka, tapi jg tentang planning dan strategi.
Salah satu hal yang paling awal disebut oleh kak Dipa adalah, mencatat. Kak Dipa sempat menanyai salah satu peserta "Apa aja pengeluaran kamu kemarin?" peserta terdiam lama, begitu juga aku dan peserta lainnya. Karena bingung ngeluarin duit buat apa aja kemarin. Nah, kak Dipa kemudian menegaskan kalau mencatat pengeluaran setiap hari itu penting banget. Jangan cuma pengeluaran besar yang dicatat, bahkan kaya uang parkir yg cuma 2000-4000 pun harus banget. Kesannya receh yah? Tapi kalau dipikir2 misal sehari parkir 4000, dikali 7 hari. Udah berapa tuh? Kan lumayan buat jajan boba 🤣🤣
Mencatat pengeluaran setiap hari bisa membantu kita untuk tetap berada "di jalur", maksudnya tu jadi ga serampangan keluarin duit. Karena kita jadi awas banget udah ngeluarin duit berapa, dan sisanya juga berapa. Pengalokasikan dana juga harus jelas, berapa yang mau dipakai untuk bayar kebutuhan, berapa pula yang harus dianggarkan untuk hutang, berapa untuk investasi dan sebagainya. Semuanya harus terencana, tercacat dan tersusun dengan rapi.
Kemudian kak Dipa dan kak Erin juga menegaskan kalau mimpi mimpi yang kita miliki itu termasuk rencana dalan hidup. Kita tidak dapat memungkiri bahwa setiap orang ingin memiliki penghasilan yang lebih bukan. Oleh karena itu kita membutuhkan financial planning yang tepat. Apa yang km ingin lakukan dalam 10 tahun kedepan? Berapa banyak penghasilan ingin kamu tingkatkan dalam jangka pendek dan panjang? Rencana rencana seperti ini harus dicatat juga. Agar kita selalu ingat tujuan kita dan stay on track.
Dua pembicara hari itu memiliki background yang sama. Yaitu seorang mantan karyawan yg akhirnya bisa mendirikan usaha sendiri. Semua itu berawal dari passion dan mimpi. Tentunya, tidak melupakan planning yang baik. Kak Dipa menjelaskan bahwa, jika ingin beralih dari karyawan ke pemilik usaha pribadi, kita tidak boleh gegabah. Jangan langsung terburu-buru resign disaat awal usaha. Kita harus punya perencanaan yang matang sebelum melangkah. Selain itu, sebelum resign kita juga harus memiliki tabungan ekstra, karena sudah tidak dapat bergantung lagi pada gaji dr kantor.
Menjadi entrepreneur tidaklah semudah kelihatannya. Jangan silau karena " Ah, punya usaha sendiri, kerja sendiri, uang untuk diri sendiri". Perlu di ingat kalau bisnin juga pasti ada naik turunnya. Belum lagi jika kita memiliki karyawan nantinya. Jangan lupa kalau uang atau omzet yang didapat bukan seluruhnya untuk kita. Omzet adalah penghasilan kotor yang harus dibagi bagi untuk gaji karyawan, putar modal usaha, pembayaran listrik atau sewa tempat usaha dan masih banyak lagi. Jangan dikira omzet itu sama dengan penghasilan yg dapat digunakan pribadi semuanya yah.
Kemudian, rekening usaha dan rekening pribadi harus dipisah. Kadang hal sele macam ini tidak diperhatikan orang orang karena dirasa ribet. "Duh, ribet musti urus atm lg bla bla bla" Dengan becampurnya uang pribadi dan uang usaha menjadikan keuangan kita tidak teratur. Dan kita bisa kebablasan memakai uang tersebut, karena namanya manusia tempatnya khilaf. 😅
Nah, skema diatas adalah perkiraan yg tepat dalam pembagian keuangan. Jika Anda memiliki hutang atau cicilan, ada baiknya tidak melebihi 30% dari total pendapatan. Karena jika lebih, akan sangan menganggu keuangan Anda secara keseluruhan. Bayangkan jika cicilan mencapai 50% dari total penghasilan. Kacau bukan. Kalau Anda tidak memiliki cicilan makan alokasikan 30% tersebut untuk investasi.
Kemudian, ini nih yang sering banget diabaikan sama orang-orang. Dana Darurat. Sesuai namanya, dana darurat adalah senilai uang tertentu yang harus kita persiapkan untuk menhadapi beragam kondisi tak terduga. Misal sakit, kecelakaan dan lain sebagainya. Memang ga ada orang yang pengen sakit atau bahkan kecelakaan. Tapi namanya juga hal tidak terduga. Kadang kita santai aja ga punya dana darurat, kemudian tiba tiba terjadi musibah tidak diinginkan yang memerlukan dana lebih. Akhirnya malah pontang panting cari dana. Ini lah sebabnya penting banget untuk mulai menyiapkan dana darurat.
Selain dana darurat, dana pensiun juga harus mulai dipikirkan. Karena saat kita sudah tidak bekerja, tidak ada lagi gaji bulanan yg kita terima. Uang pensiun juga tidak abadi kan. Akan ada masanya dimana uang pensiun yang pada umumnya terkesan sangat banyak, bakal habis juga. Oleh karena itulah, financial planning harus betul betul dipikirkan.
Sebetulnya, masa saat pensiun adalah masa yang tepat untuk memulai usaha baru jika Anda merasa sayang meninggalkan pekerjaan di masa muda. Tapi, harus tetap dengan rencana yang matang tentunya. Dan dari yang aku simpulkan dari seminar ini adalah, mencacat adalah hal yang krusial. Kesannya sepele memang, tapi tanoa kita sadari saat kita mencatat keuangan dan pengeluaran, kita akan disadarkan pada kondisi yang sesungguh-sungguhnya. Kalau misal pengeluaran melebihi budget yag tersedia bakal tertampar sekali loh. Jadi memang perencaan finansial dimulai dari hal yang sederhana. Mencatat.
Untuk kalian kalian yang ingin memulai usaha juga, memang harus merubah midset. Selain yang sudah aku sebutkan tadi di atas, kita juga harus mulai melihat kerugian usaha yang kita alami sebagai investasi untuk kemajuan bisnis yang lebih baik kedepannya. Karena tidak akan ada bisnis yang tidak merugi sekalipun. Jadikan kerugian sebagai pelajaran agar kita tidak mengulangi hal yang sama sekaligus motivasi untuk menjadi lebih baik.
Jujur banget nih, aku beberapa kali udah berusaha mencatat keungannku, tapi aku angin-anginan banget orangnya. Kadang suka lupa. Dan kebablasan. 🤠aku sendiri juga memiliki banyak impian dalam memiliki usaha sendiri. Sudah saatnya berunah nih. Terima kasih Home Credit untik seminarnya yang bermanfaat banget. Yuk belajar nabung dan mengurus finansial bareng bareng. 💕
Kadang udah mencatat keuangan tapi masih ada yang lolos, misal beli jajan pas ngemall lupa banget catet hehe
ReplyDeleteaku juga masih angin-anginan mencatat pengeluaranku mbk. apalagi yang kecil-kecil suka terlewat
ReplyDeleteiya yang kcil banyak yg kelewatan mba
ReplyDeletePostingannya insightful banget. Langsung mikirin dana darurat dan dana pensiun nih wkwk.
ReplyDeleteaku masih males banget nih kak ngecatat pengeluaran atau pemasukan, apalagi kecil2 kadang sering kelupaan
ReplyDeleteAku masih penasaran dengan suatu hal: Kalau omzet perusahaan sedang surut, mana yang kudu dikorbanin dulu, uang gaji karyawan atau mengurangi kualitas demi menghemat biaya operasional?
ReplyDeleteBener, jadi entrepreneur gak mudah. Ada asam garam dalam menggapainya. Apalagi pas Dipa dan Erin cerita saat membangun usahanya. Duh...memang perjuangan ya...
ReplyDeleteSuka banget ada event bermanfaat begini. Aku jd terbuka untuk merubah gaya hidup njajan ku.
ReplyDeletebaiklah akan aku kurangin jajan boba mulai dari sekarang! hahaha
ReplyDeleteKalau keuangan sama dengan rumus matematika, aku tak mundur alon-alon wae Mbak, timbang mumet, haha
ReplyDeleteTapi saya setuju kalau masalah finansial adalah tentang planning dan strategi. Ibarat perlombaan, kita bisa ngukur pencapaian yang ingin dihadapi
Sebagai pekerja lepas, saya sulit mengatur keuangan. Gimana ya, tiap bulan pendapatan nggak jelas. Tapi kudu tetep diatur yekan, biar nggak kebablasan.
ReplyDeleteBener banget. Acara kemarin itu fun. Ngga terasa terlewati gitu ajah, padahal temanya berat. 3 jam ngga kerasa
ReplyDeleteAku juga ngitungin minum boba ternyata lumayan huhu
ReplyDeleteInformasi funancial planningnya edukatif banget, bikin semangat berbisnis, bikin kita belajar dari kesalahan kalau ada beberapa pengeluaran saat gajian yang dirasa bikin kita jebol diakhir. Hehe :")
ReplyDeleteJadi entrepreneur itu tidak gampang, percayalah #curhat tapi seperti kata Dika, ngga bole gampang menyerah! Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha kan ceile
ReplyDeleteApalagi kalau parkirnya ditempat2 tertentu . Kan ada tuh yang sejam naik berapa gitu . Pernah ya aku 3 jam udah 18rb . Kek gini mau diabaikan ya gimana gitu kan
ReplyDeleteKeren banget ya mbak acaranya, kita jadi lebih aware financial goals dimasa depan
ReplyDeleteGodaan bgt sih melawan untuk tdk membeli yg promo2, tp krn tau dr tulisan kkak kucoba mengurangi
ReplyDeleteJadi nyatet keuangannya angin-anginan ya mbak. Saya banget itu mbak, kalo lagi rajin semua dicatat detail. Gilirannya ogak, ya udah bocor dimana-mana
ReplyDelete